WIR@, JAKARTA- Dualisme pimpinan fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di DPR RI, memicu kericuhan saat sidang paripurna pembahasan alat kelengkapan dewan (AKD), Selasa (28/10/14).
Kericuhan bermula ketika sidang yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mengesahkan susunan alat kelengkapan dewan dari Fraksi PPP. Susunan anggota 11 komisi dan lima alat kelengkapan dewan itu diajukan oleh Ketua Fraksi PPP versi Suryadharma Ali, Epyardi Asda.
Ketok palu dari Agus Hermanto itu menuai interupsi dari sejumlah anggota DPR dari Fraksi PPP. Anggota DPR dari Fraksi PPP Arwani Thomafi mengatakan sebelum pimpinan sidang mengetok palu, seharusnya diperjelas terlebih dulu legalitas susunan anggota alat kelengkapan dewan dari Fraksi PPP itu.
"Karena sampai hari ini belum ada pergantian fraksi yang disetujui oleh rapat Paripurnaa. Saya minta agar ketok palu secara sepihak dicabut terlebih dulu," kata Arwani dalam ruang rapat Paripurna DPR, Senayan, Jakarta.
Ucapan Arwani ini disambut oleh Anggota DPR dari Fraksi Anwar Idris. Dalam rapat itu, ia mengklaim bahwa Kementerian Hukum dan HAM telah mengesahkan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat PPP di bawah Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Klaim Ketua Fraksi
Ketua Fraksi PPP kubu Romahurmuziy, Hasrul Azwar, juga ikut interupsi dalam rapat itu. Hasrul menegaskan bahwa dirinya masih ketua fraksi yang sah yang disahkan dalam sidang Paripurna.
"Palu itu bukan milik bapak (pimpinan sidang), itu milik kita bersama. Sebelum mengetuk palu, Bapak tidak memandang kami interupsi. Saya masih ketua fraksis yang sah. Siapa yang dukung saya berdiri," kata Hasrul.
Ia meminta agar urusan internal partai tidak dicampuri oleh pihak lain. Hasrul meminta agar pimpinan DPR mengundang dirinya, Suryadharma Ali, dan Romahurmuziy untuk menanyakan legalitas PPP.
"Kami tidak ingin ada yang mengambil keuntungan dari masalah internal kami. Apakah perlu saya ceritakan masalah internal kami," kata dia.
Mendengar hal itu, Ketua Fraksi PPP kubu Suryadharma Ali, Epyardi Asda, menyatakan Hasrul menyembah-nyembah Suryadharma Ali untuk menjadi ketua fraksi.
"Jangan dikatakan surat ini (pengajuan susunan alat kelengkapan dewan) abal-abal. Hasrul ini yang abal-abal sampai nunduk-nunduk mintanya," katanya.
Melihat situasi sidang yang semakin tidak kondusif, pimpiman sidang Agus Hermanto akhirnya menutup sidang Paripurna sore ini. Hasrul yang masih ingin berbicara akhirnya menumpahkan amarahnya dan menjatuhkan meja anggota dewan yang ada di sisi kiri bagian depan ruang sidang, hingga gelas, microfon, dan botol air mineral yang ada di atas meja itu berjatuhan. (tim)
Kericuhan bermula ketika sidang yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mengesahkan susunan alat kelengkapan dewan dari Fraksi PPP. Susunan anggota 11 komisi dan lima alat kelengkapan dewan itu diajukan oleh Ketua Fraksi PPP versi Suryadharma Ali, Epyardi Asda.
Ketok palu dari Agus Hermanto itu menuai interupsi dari sejumlah anggota DPR dari Fraksi PPP. Anggota DPR dari Fraksi PPP Arwani Thomafi mengatakan sebelum pimpinan sidang mengetok palu, seharusnya diperjelas terlebih dulu legalitas susunan anggota alat kelengkapan dewan dari Fraksi PPP itu.
"Karena sampai hari ini belum ada pergantian fraksi yang disetujui oleh rapat Paripurnaa. Saya minta agar ketok palu secara sepihak dicabut terlebih dulu," kata Arwani dalam ruang rapat Paripurna DPR, Senayan, Jakarta.
Ucapan Arwani ini disambut oleh Anggota DPR dari Fraksi Anwar Idris. Dalam rapat itu, ia mengklaim bahwa Kementerian Hukum dan HAM telah mengesahkan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat PPP di bawah Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Klaim Ketua Fraksi
Ketua Fraksi PPP kubu Romahurmuziy, Hasrul Azwar, juga ikut interupsi dalam rapat itu. Hasrul menegaskan bahwa dirinya masih ketua fraksi yang sah yang disahkan dalam sidang Paripurna.
"Palu itu bukan milik bapak (pimpinan sidang), itu milik kita bersama. Sebelum mengetuk palu, Bapak tidak memandang kami interupsi. Saya masih ketua fraksis yang sah. Siapa yang dukung saya berdiri," kata Hasrul.
Ia meminta agar urusan internal partai tidak dicampuri oleh pihak lain. Hasrul meminta agar pimpinan DPR mengundang dirinya, Suryadharma Ali, dan Romahurmuziy untuk menanyakan legalitas PPP.
"Kami tidak ingin ada yang mengambil keuntungan dari masalah internal kami. Apakah perlu saya ceritakan masalah internal kami," kata dia.
Mendengar hal itu, Ketua Fraksi PPP kubu Suryadharma Ali, Epyardi Asda, menyatakan Hasrul menyembah-nyembah Suryadharma Ali untuk menjadi ketua fraksi.
"Jangan dikatakan surat ini (pengajuan susunan alat kelengkapan dewan) abal-abal. Hasrul ini yang abal-abal sampai nunduk-nunduk mintanya," katanya.
Melihat situasi sidang yang semakin tidak kondusif, pimpiman sidang Agus Hermanto akhirnya menutup sidang Paripurna sore ini. Hasrul yang masih ingin berbicara akhirnya menumpahkan amarahnya dan menjatuhkan meja anggota dewan yang ada di sisi kiri bagian depan ruang sidang, hingga gelas, microfon, dan botol air mineral yang ada di atas meja itu berjatuhan. (tim)
Tidak ada komentar: