“Sementara ini kita titipkan di Kebun Binatang Sentul. Kita sedang menghubungi tempat penangkaran rusa dan siamang, untuk dititipkan di penangkaran tersebut. Kita akan menggunakan surat perjanjian dengan penangkaran tersebut, bila negara memerlukan maka akan mengambil satwa-satwa tersebut,” kata Kepala BKSDA Jatim Wilayah 1 Madiun, Unang Suwarman , Selasa (04/11/2014).
Unang mengatakan pihaknya juga telah menunggu arahan lebih lanjut dari BBKSDA Jatim, setelah sebelumnya diperintahkan untuk melakukan pengecekan terhadap kondisi satwa di Kebun Binatang Sentul.
“Kita sudah menurunkan tim ke lokasi, dan sudah ada hasilnya. Dari hasil pantauan kita, umur satwa rata-rata sudah tua. Ada yang berumur 23 tahun, ada yang berumur 22 tahun. Ada buaya muara jantan berumur 36 tahun. Satwa paling muda, rangkon paruh merah berumur 9 tahun,” katanya.
Animals Indonesia mengapresiasi BBKSDA Jatim yang telah mengirimkan surat perintah resmi kepada BKSDA Wilayah I Madiun untuk melakukan pemeriksaan kondisi Kebun Binatang.
“Kami sangat menyambut baik respon cepat dari BBKSDA Jawa Timur ini. Animals Indonesia siap memberikan bantuan kepada BBKSDA Jawa Timur untuk mengevakuasi satwa ke lembaga konservasi jika dibutuhkan,” kata Elizabeth Laksmi, juru kampanye Animals Indonesia.
Elizabeth mengatakan ada dua pilihan penyelamatan satwa Kebun Binatang Sentul yaitu menitipkan ke kebun binatang lain atau memindahkan dan menghidupkan kembali PPS Petungsewu Malang.
Sedangkan Ketua Profauna Indonesia, Rosek Nursahid mengatakan pihaknya belum mengetahui persoalan yang terjadi di Kebun Binatang Sentul Blitar. Akan tetapi tidak mudah melakukan perawatan dan evakuasi satwa.
“Saya lihat permasalahan satwa di lembaga LK tidak hanya di Blitar, tapi di semua LK di Indonesia. Tetapi kalau mempermasalahkan itu, mau ditaruh dimana satwa sitaan. Semua PPS yang ada juga kembang kempis, boleh saya katakan mati karena ada masalah pendanaan, untuk merawat satwa tidak mudah. Kalau LK ada dana dari tiket masuk,” jelas Rosek. (Mongabay)
Tidak ada komentar: