Flickr

» » » Rhoma Cabut Dukungan ke PKB

(SJO, JAKARTA) - Setelah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memutuskan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan mendukung Joko Widodo jadi capres, Rhoma Irama memutuskan menarik dukungannya untuk PKB. Para penggemar Raja Dangdut itu di seluruh Indonesia juga menyatakan kekecewaan dan akan memboikot PKB pada Pilpres 9 Juli 2014.

"Rhoma Irama dan seluruh pendukungnya baik yang struktural (Forsa, Fahmitamami, Pamfata, Seniman, Fuhab) dan nonstruktural, menarik dukungan dari PKB dalam pemilu presiden nanti," tulis Rhoma dalam siaran pers, Minggu (11/5/2014).

Rhoma memberikan dua alasan penarikan dukungan itu. Pertama dia menghormati aspirasi masyarakat Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya, yang menganggap Jokowi tidak menepati janji.

"Jokowi semestinya menepati janji dan sumpahnya pada Allah, yang akan melaksanakan tugasnya selama 5 tahun," kata Rhoma.

Kedua, PKB tidak lagi mengakui Rhoma effect, sehingga tidak ada gunanya lagi mendukung PKB.

"Mereka menilai (Rhoma) tidak efektif. Sementara masyarakat menilai itu effect Rhoma, tapi tidak dianggap," ujarnya.

Bukan hanya Rhoma Irama yang kecewa dengan pilihan sikap politik PKB, tapi pendukungnya di seluruh Indonesia juga. Para pendukung Rhoma kecewa karena usahanya membantu perolehan suara PKB tidak dihargai sedikitpun.

"Pendukung Rhoma sakit hati, mereka mati-matian, keluar tenaga, dana, untuk membesarkan PKB tanpa dihargai sedikit pun," kata Rhoma.

Capres yang juga Raja Dangdut itu menjelaskan, semua biaya kampanye dirinya untuk PKB merupakan sumbangan dari pendukungnya. Misalnya tablig akbar juga dari para pendukung, pemasangan billboard di Jawa Barat, juga dari pendukung.

"Yang namanya pembentukan posko-posko Riffori, juga atas nama pendukung dan mereka biayai, mereka menyerahkan gedung, biaya segala macam. Saya diundang meresmikan, biaya transportasi tiket dan lainnya, juga mereka yang membiayai," ujar Rhoma.

Oleh sebab itu, kata Rhoma, wajar bila pendukungnya kecewa. Tim Rhoma, di antaranya para ulama, habaib, Fahmi Tamami (Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Musala Indonesia), anggota NU struktural maupun kultural, kecewa terhadap PKB.

"Mereka (PKB) klaim (keberhasilan) ini adalah NU effect, sementara Gus Dur dan keluarga mencabut dukungan untuk PKB. NU DKI Jakarta secara institusional juga melarang anggotanya mendukung PKB. Tapi mereka (PKB) menafikan Rhoma effect," ujarnya.

Fans Rhoma Irama dan Soneta (Forsa) dipersilakan menyampaikan aspirasi kekecewaan melalui media asalkan tidak sampai anarkis dan disusupi pihak ketiga.

"Utamakan media online, televisi dan koran lokal masing-masing. Bisa konferensi pers, demo damai, kirim FB-twitter, spanduk dan yang lain," kata Rhoma.
Fa
Keputusan PKB batal mengusung Rhoma sebagai calon presiden (capres), membuat fans Raja Dangdut itu murka. Salah satunya, Fans of Rhoma dan Soneta (Forsa) Sumatera Selatan (Sumsel).

"Kami murka terhadap keputusan PKB tidak mengusung Rhoma sebagai capres. Padahal, PKB sekarang ini karena faktor Rhoma effect," ungkap juru bicara Forsa Sumsel Abdul Muiz.

Menurut Muiz, Rhoma sudah berjasa dalam meningkatkan perolehan suara partai itu pada pemilihan legislatif (Pileg) 9 April lalu. Rhoma Irama juga terbukti dalam menarik simpatik masyarakat untuk memilih PKB.

Sebagai bentuk kekecewaannya, kata dia, Forsa Sumsel dan seluruh Forsa di tanah air bahkan di dunia, memboikot PKB dan tidak memilih capres dari koalisi partai tersebut.

Tak hanya itu, seluruh sayap organisasi pendukung Rhoma lain akan melepas logo dan lambang PKB dari semua atribut Rhoma Irama.

"Ini sudah keputusan final dari pendukung Rhoma. Boikot PKB dan lepas atribut PKB dari organisasi fans Rhoma," tegas Muiz. (tim)

«
Posting Lebih Baru
»
Posting Lama