Menurut Ketua DPP PDIP, Rokhmin Dahuri, dua tokoh tersebut dipertimbangkan menjadi pendamping Jokowi. Jusuf Kalla dinilai bisa menarik suara di wilayah Indonesia Timur, lalu suara umat muslim melalui ICMI serta NU.
Sementara untuk Ryamizard Ryacudu, pertimbangannya karena PDIP membutuhkan sosok tegas. "Tapi setelah digodok ternyata power bukan soal kekuatan tapi soal konsistensi kebijakan, bisa tepat memberi penghargaan dan hukuman, seperti yang dilakukan masih Jokowi," ungkapnya.
Rokhim juga menjelaskan juga mengapa PDIP akhirnya tidak memilih Mahfud MD. Ia menilai Mahfud cukup baik di bidang hukum dan mempresentasikan Islam.
"Tapi soal ekonomi belum cakap. Padahal kebutuhan kita adalah soal hukum. Ekonomi banyak klasifikasi cabangnya, misalnya soal demografi, daya saing, ketahanan pangan energi," tuturnya.
Lalu apakah Megawati telah memutuskan antara JK atau Ryamizard Ryacudu?
"Belum. Masih tahajud dan istikharah," katanya.
PDIP, ujar Rokhim, akan segera melakukan deklarasi calon wakil presiden pendamping Jokowi. "Paling cepat minggu depan. Paling lambat setelah quickcount," tuturnya.
Sumber lain menyebutkan, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memutuskan Jusuf Kalla (JK) sebagai pendampingi Jokowi dalam Pilpres mendatang. "Rabu 23/04 petang, Ibu Mega akhirnya sdh memutuskan pendamping JKW (Jokowi) sebagai wapresnya adalah JK," kata sumber tersebut. (tim)
